Senin, 16 Juli 2012






(Logo Sekolah)


I PUTU YOGA CANIS CAHYANA
X 1











DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang............................................................................................................................. 3
I.2 Tujuan ........................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kerjaan Kutai ............................................................................................................................. 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................ 8




                                                                                                                                                                      







BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang
Kutai Martadipura adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara dan seluruh Asia Tenggara. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Masyarakat kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai social dan politik, dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para brahmana.
Sriwijaya adalah kerajaan Melayu kuno di pulau Sumatra yang banyak berpengaruh di kepulauan Melayu. Sistem pemeritahannya terdapat pegawai pengurus pajak,harta benda kerajaan, rohaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan patung-patung suci sehingga pada saat itu kerajaan dalam menjalankan system negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu Negara telah tercermin pada kerjaan ssriwijaya tersebut, yaitu berbunyi ‘marvuat vanua Criwijaya siddhayatra subhiksa’ suatu cita-cita Negara yang adil dan makmur

I.2 Tujuan
Untuk pemahaman proses terbentuknya Negara dan Bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang, yang berdasarkan Pancasila.




BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kerajaan Kutai
Kutai Martadipura adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara dan seluruh Asia Tenggara. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menggambarkan kerajaan tersebut. Nama Kutai diberikan oleh para ahli karena tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini. Karena memang sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh akibat kurangnya sumber sejarah Yupa.
Informasi yang ada diperoleh dari Yupa / Tugu dalam upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke-4. Ada tujuh buah yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai. Dari salah satu yupa tersebut diketahui bahwa raja yang memerintah kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman. Namanya dicatat dalam yupa karena kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor lembu kepada brahmana.
Mulawarman.
Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kudungga. Nama Mulawarman dan Aswawarman sangat kental dengan pengaruh bahasa Jerman bila dilihat dari cara penulisannya. Kudungga adalah pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang datang ke Indonesia. Kudungga sendiri diduga belum menganut agama Budha
Aswawarman.
Aswawarman mungkin adalah raja pertama Kerajaan Kutai yang bercorak Hindu. Ia juga diketahui sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk keluarga. Aswawarman memiliki 3 orang putera, dan salah satunya adalah Mulawarman. 2 Putra Aswawarman adalah Mulawarman. Dari yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.
Kerajaan Kutai seakan-akan tak tampak lagi oleh dunia luar karena kurangnya komunikasi dengan pihak asing, hingga sangat sedikit yang mendengar namanya berakhi.
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara
.
Nama-Nama Raja Kutai

1. Maharaja Kudungga
2. Maharaja Asmawarman
3. Maharaja Irwansyah
4. Maharaja Sri Aswawarman
5. Maharaja Marawijaya Warman
6. Maharaja Gajayana Warman
7. Maharaja Tungga Warman
8. Maharaja Jayanaga Warman
9. Maharaja Nalasinga Warman
10. Maharaja Nala Parana Tungga
11. Maharaja Gadingga Warman Dewa
12. Maharaja Indra Warman Dewa
13. Maharaja Sangga Warman Dewa
14. Maharaja Singsingamangaraja XXI
15. Maharaja Candrawarman
16. Maharaja Prabu Nefi Suriagus
17. Maharaja Ahmad Ridho Darmawan

18. maharaja Riski Subhana
19. Maharaja Sri Langka Dewa
20. Maharaja Guna Parana Dewa
21. Maharaja Wijaya Warman
22. Maharaja Indra Mulya
23. Maharaja Sri Aji Dewa
24. Maharaja Mulia Putera
25. Maharaja Nala Pandita
26. Maharaja Indra Paruta Dewa
27. Maharaja Dharma Setia



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nilai lain dan bedanya Nasionalisme Indonesia zaman sekarang daripada dahulu. Masyarakat Kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai sosial dan politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan. Waktu Negara Indonesia pertama dibentuk dan dijunjung rakyat seketurunan yang memakai dasar kedaulatan yang ketuhanan.
Dasar Negara itu, tak dapatlah dilanjutkan dasar kesatuan atas dasar keprabuan secara dahulu. Karena tradisi kenegaraan antara runtuhnya tata Negara kedua Negara Indonesia Merdeka tidak disambung melainkan sudah surut. Rakyat Indonesia sekarang tidak dapat diikat dengan dasar dan bentuk tata Negara dahulu, karena perubahan dan aspirasi kita sekarang jauh berlainan dengan zaman yang dahulu itu. Agama sudah berlainan, dunia pikiran sudah berbeda, dan susunan dunia sudah berubah







DAFTAR PUSTAKA

- Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar